Morfologi
Tumbuhan: DAUN
Daun biasanya tipis melebar, berwarna
hijau karena banyak mengandung klorfil, merupakan organ pokok dari tumbuhan.
Fungsi utama dau adalah untuk pengambilan zat-zat makanan (resorbsi), terutama
yang berupa gas (CO2), pengolahan zat-zat makanan (asimilasi), penguapan air
(transpirasi) dan pernafasan (respirasi).
1. Perkembangan daun
Bakal daun terbentuk dari satu sisi
meristem apeks pada pucuk batang. Meristem apeks itu sendiri akan tumbuh
membesar dengan adanya pembelahan dan pembesaran sel. Hal ini membuat meristem
apeks menjadi lebih tinggi. Pada tumbuhan dikotil pangkal bakal daun biasanya
terbatas pada sebagian kecil di sekeliling meristem apeks batang. Sedangkan
pada tumbuhan monokotil pangkal daun biasanya menempati sebagian besar keliling
batang.
Ukuran daun bertambha melalui
pembelahan dan pembesaran sel daun lambat laun mencapai ukuran dan bentuk
akhir. Penambahan ukuran disebabkan penambahan dalam pembelahan sel dan
perluasan sel. Pada
perkembangan daun dad beberapa meristem yang bekerja yaitu :
- Meristem apeks (apical meristem) yang menyebebkan daun menjadi tinggi.
- Meristem tepi (marginal meristem) yang menyebabkan daun menjadi lebar.
- Meristem lebar (plate meristem) yang menyebabkan daun menjadi pipih.
- Meristem antara (intercalary meristem/0 memperpanjang tangkai daun dan juga ikut memperpanjang daun terutama pada graminea.
- Meristem adaksial yang menyebabkan tulang daun lebih tebal dari helaian daun.
Pada tumbuhan dikotil dan monokotil
terdapat perbedaan yang mendasar dalam aktifitas meristematiknya kea rah bagian
atas (distal) atau kea rah bagian bawah (proksimal) daun. Pada daun dikotil
bagian proksimal daun berkembang menjadi pangkal daun dan daun penumpu jika
ada. Bagian distal daun akan berkembang menjadi helaian daun. Sedangkan pada
daun monokotil ternyata hanya sebentar saja aktif. Untuk pembentukan seluruh
hlaian daun dan pelepah serta tangkai daun jika ada berasala dari bagian bawah
bakal daun. Bagian distal hamper tidak aktif dan kadang-kadang terlihat sebagai
ujung daun yang bersifat rudimen.
2. Variasi daun
a. Kelengkapan daun
Daun lengkap yaitu daun yang terdiri atas helaian daun
(lamina), tangkai daun (petiolus), dan pelepah daun (vagina). Daun yang tidak
lengkap adalah daun yang tidak mempunyai satu atau dua bagian dari
bagian-bagian tersebut. Ada beberapa macam daun yang tidak lengkap, yaitu :
- Terdiri dari tangkai dan helaian daun disebut dengan daun bertangkai
- Terdiri dari pelepah dan helaian daun disebut daun duduk.berupih.
- Terdiri dari helaian daun saja disebut daun duduk.
- Terdiri dari tangkai daun saja disebut helaian daun semu atau palsu.
b. Bangun (bentuk) daun (Circumscriptio)
Berdasarkan letak bagian daun terlebar, bentuk
umum daun dapat dibedakan atas 4 golongan yaitu :
A.
Bagian yang
terlebar berada di tengah-tengah helaian daun
- Jika panjang : lebar = 1: 1 disebut bulat atau bundar (orbicularis). Contoh : pada teratai besar (Jatropa curcas).
- Jika panjang : lebar = (1,5-2) : (1) disebut jorong (ovalisatau ellipticus) seperti pada nangka (Arthrocarpus communis).
- Jika panjang : lebar = (2,5-3) : (1) disebut memanjang (oblongus), seperti pada srikaya (Annona squamosa)
- Jika panjanag :lebar = (3,5) : (1) disebut lanset ( lanceolatus)
- Jika tangkai daun tertanam pada bagian tengah disebut bangun perisai (peltatus), contoh pada keladi (Caladium bicolor).
B. Bagian yang terlebar terdapat di bawah tengah-tengah
daun
1.
Pangkal
daun tidak bertoreh
a.
Bulat
telur (ovatus), contoh pada daunkembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
b.
Segi tiga
(triangularis), segi tiga sama kaki, seperti pada kembang bunga pukul empat (
Mirabilis jalapa)
c.
Delta
(deltoids), segi tiga sama sisi, seperti pada daun air mata pengantin (
Antigonon leptopus)
d.
Belah
ketupat (rhomboiides), bangun segi empat tetapi sisinya tidak sama panjang,
contoh pada anak daun yang di ujung pada bengkuang (Pachyrrhizus erosus)
2.
Pangkal
daun bertoreh atau berlekuk
a.
Jantung
(cordatus), seperti bulat telur tapi pangkalnya berlekuk,
seperti pada daun waru (Hibiscus tilliaceus).
b. Ginjal atau
kerinjal (reniformis), seperi pada pgagan (Centela asiatica).
c.
Anak panah
(sagitatus), seperti pada enceng (Saginataria shitifolia)
d. Tombak
(hastatus), pada wewehan (Monocharia hastata)
e. Bertelinga
(auriculatus), pada tempuyung (Sonchus arvensis)
C. Bagian yang terlebar terdapat di
atas tengah-tengah helaian daun
1.
Bulat telur
sungsang (obovatus), pada sawo kecik (Manikara kauki)
2.
Jantung
sungsang (obcordatus), seperti pada sidaguri (Sida retusa)
3.
Segi tiga
terbalik (cuneatus), pada anak daun semanggi (Marsilea crenata)
4.
Sudip
(sphatulatus), pada daun tapak liman (Elephantopus scaber)
D.
Tidak ada
bagian yang terlebar, dari pangkal sampai ke ujung hamper sama lebar
1.
Garis
(linearis), contoh pada daun padi (Oryza sativa)
2.
Pita
(ligulatus), serupa garis tetapi lebih panjang lagi dan agak lebar, contoh pada
jagung (Zea mays)
3.
Pedang
(ensiformis), seperti bangun garis tetapi daun tebal dibagian tengahnya dan
tipis dibagian tepinya, pada nenas seberang (Agave sisalana).
4.
Paku atau
dabus (subulatus), bentuk daun seperti silindr, ujung runcing, seluruh bagian
kaku, pada daun cemara (Araucaria cuninghamii)
5.
Jarum
(acerosus), serupa paku lebih kecil dan meruncing panjang, pada Pinus merkusii.
c. Ujung daun (apex folii)
Ada beberapa bentuk ujung daun yaitu :
1. Jika pertemuan
tepi daun puncak dengan membentuk sudut lancip, maka disebut ujung daun
meruncing (acutus). Biasanya ditemukan pada daun bangun bulat memanjang,
lanset, segi iga, delta, belah ketupat dan lain-lain. Contoh pada daun padi.
2. Jika pwertemuan
tepi daun berada di bawah puncak maka ujung daun disebut meruncing
(acuminatus). Ditemukan
pada daun kembang sepatu.
3. Jika pertemuan tepi daun berada di
atas puncak dan membentuk sedut tumpul maka ujung daun ini disebut tumpul
(obtusus), ditemukan pada daun sawo kecik.
4.
Jika pertemuan
tepi daun tidak membentuk sudut atau bulat maka disebut ujung daun daun
membulat (rotundatus).
5. Jika ujung daun rata disebut romping
(truncates), contoh pada daun jambu monyet.
6.
Jika ujung daun
berlekuk maka disebut ujung daun terbelah (retusus), contoh pada daun saliguri
(Sida retusa)
7. Jika ujung daun berduri naka disebut
mucronatus, contoh daun nenas seberang.
8. Jika ujung daunnya menggulung
disebut cirrhosus, biasanya ditemukan pada ujung daun yang bersulur seperti
kembang sunsang.
9.
Jika pada daun
yang distalnya sempit terdapat ujung yang panjang seperti jarum disebut
aristatus
10. Jika pada daun
yang bagian distalnya lbar dan terdapat ujung yang panjang seperti jarum disebut
caudatus.
d. Pangkal Daun (basis folii)
Untuk menentukan bentuk pangkal daun,
kita terlebih dahulu menghubungkan kedua tepi daun ke arah basal.
Adakalanya kedua tepi daun tidak
menyatu pada pangkal daun karena dibatasi oleh tangkai daun. Berdasarkan ini
maka bentuk bentuk pangkal daun dapat dijumpai sebagai berikut :
1.
Pangkal daun
yang tidak menyatu
a.
Runcing /
acutus
b.
Meruncing /
acuminatus
c.
Tumpul /
obtusus
d.
Membulat /
rotundatus
e.
Rompang atau rata
/ truncatus
f.
Berlekuk /
emarginatus
g.
Hestatus
2.
Kedua tepi daun
menyatu (connatus)
3.
Ditembus
batang, jika pangkal daun tumbuh menyatu dengan daun yang ada dihadapannya
disebut connatus-perfoliatus, dan apabila kedua tepi daun menyatu dan
mengelilingi batang disebut perfoliolatus.
e. Tulang Daun
(nervus)
Fungsi tulang daun adalah:
1). Memperkuat daun seperti halnya tulang tulang
hewan dan manusia, oleh sebab itu tulang daun disebut juga rangka daun
2). Transportasi zat zat karena tulang daun itu
sesungguhnya adalah berkas pembuluh angkut.
Berdasarakan besar kecilnya tulang
daun, dapat dibedakan menjadi
1). Ibu tulang daun (costa), ukuran terbesar,
merupakan terusan dari tangkai daun, biasanya membagi daun menjadi dua bagian.
2).
Tulang daun lateral (nervus lateral), cabang tulang daun yang keluar dari ibu
tulang daun.
3). Urat daun (vena), tulang daun yang amat kecil
yang tersusun seperti jala atau sejajar.
Sistem tulang daun menunjukkan cara
tulang daun tersusun dalam helaian daun. Menurut susunan tulang daunnya
dikenal:
1.
Jika tulang
daun terpencar ke arah tepi daun
a.
Bertulang
menjari / palminervis, cabang tulang daun terpencar dari satu titik pada
pangkal ibu tulang.
b.
Bertulang
menyirip / penninervis, cabang keluar di sepanjang ibu tulang daun.
2.
Jika di bagian
atas ujung daun tulang tulang menyatu
a.
Bertulang lurus
/ rectinervis, biasanya ditemukan pada daun rumput rumputan
b.
Bertulang
melengkung / curvinervis, biasanya ditemukan pada hampir semua Melastomataceae.
Biasanya tumbuhan monokotil mempunyai
pertulangan sejajar dan melengkung, sedangkan tumbuhan dikotil mempunyai
pertulangan menyirip dan menjari. Begitu juga dengan vena (urat daun), pada
tumbuhan monokotil umumnya mempunyai vena sejajar, sedangkan tumbuhan dikotil
mempunyai vena seperti jala. Namun terkadang pada beberapa jenis, ditemukan
pengecualian terhadap hal yang umum di atas.
f. Tepi Helaian
Daun
Berdasarkan torehan yang ada pada daun
suatu tumbuhan, maka daun dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu daun
dengan pinggiran rata / intinger dan daun dengan torehan pada tepinya /
divisus.
Torehan pada pinggir daun sangat
beraneka ragam sifatnya, berdasarkan dalam atau tidaknya torehan pingir daun
dapat dibedakan menjadi dua kelompok.
1.
Torehan
merdeka, maksudnya bangun daun tidak dipengaruhi oleh torehan itu. Seringkali
torehan tidak berkaitan dengan ibu tulang daun atau cabang tulang daun.
2.
Torehan
mempengaruhi bentuk, tepi daun mengubah bangun umum daun. Torehan biasanya
terjadi diantara tulang tulang cabang dengan tulang daun utama.
Lekukan yang terjadi pada pinggir daun
disebut sinus, serta tonjolannya disebut dengan angulus. Berdasarkan bentuk
sinus dan angulusnya, maka pinggir daun dengan torehan merdeka dapat dibedakan
atas:
1.
Bergerigi /
serratus, sinus dan angulusnya sama sama runcing.
2.
Bergerigi ganda
/ biserratus, jika angulus pada daun yang bergerigi mempunyai gerigi lagi.
3.
Berombak /
repandus, jika sinus dan angulusnya sama sama tumpul
4.
Bergigi /
dentatus, jika sinus tumpul dan angulusnya runcing.
5.
Beringgit /
crenatus, jika sinus lancip dan angulus tumpul.
Pada pinggir daun yang mempengaruhi
bentuk, berdasarkan dalamnya torehan dapat dibedakan sebagai berikut:
1.
Berlekuk /
lobatus, dalam torehan kurang dari setengah panjang tulang cabang.
2.
Bercangap /
fissus, dalam torehan sampai dengan setengah panjang tulang cabang.
3.
Berbagi /
partitus, dalam torehan melebihi setengah panjang tulang cabang.
Berdasarkan macam torehan serta
hubungannya dengan pertulangan daun itu sendiri maka pinggir daun dapat
berbentuk:
1.
Palmatilobus /
berlekuk menjari
2.
Palmatividus /
bercangap menjari
3.
Palmatipartitus
/ berbagi menjari
4.
Pinnatilobus /
berlekuk menyirip
5.
Pinnatividus /
bercangap menyirip
6.
Pinnatipartitus
/ berbagi menyirip
g. Daging Daun (Intervenium)
Tebal dan tipisnya daun disebabkan
kerja dari meristem papan. Berdasarkan sifat ini daun dapat dibedakan menjadi :
1.
Tipis seperti selaput (membranaceus), ex. Hymenophyllum
australe
2.
Seprti
kertas (papyraceus atau chartaceus), ex. Musa paradisiacal
3.
Tipis
lunak (herbaceous), ex. Nasturtium officinale
4.
Seperti
perkamen, ex. Cocos nucifera
5.
Seperti kulit
atau tulang, ex.Calophyllum inophylum
6.
Berdaging
(carnosus), ex. Aloe sp
h. Warna daun
Daun biasanya berwarna hijau sesuai
dengan fungsinya sebagai alat fotosintesis, naun kita temukan daun tidak
berwarna hijau seperti merah kuning kecoklatan dan lain lain.
Misalnya pada daun Acalypha
wilkesiana yang berwarna merah disebabkan karena warna antosianin menutupi
warna hijau klorofil.
Untuk mengamati daun sebaiknya dilihat
pada tanaman yang sudah dewasa, karena adakalanya daun muda dari beberapa
tumbuhan mempunyai warna yang tidak sama dengan daun yang sudah dewasa.
i. Permukaan Daun
Permukaan atas daun biasanya berwarna
lebih hijau dan mengkilat dibandingkan dengan permukaan bawah daun. Kadang
kadang permukaan daun dapat ditumbuhi oleh sisik, rambut, duri dan lain lain.
Berdasarkan hal yang demikian maka
permukaan daun dibedakan atas:
1.
Licin (laevis),
dapat terlihat mengkilat(nitidus), suram(opacus) atau juga berselaput lilin
(pruinosus).
2.
Gundul (glaber)
3.
Kasap (scaber)
4.
Berkerut
(rugosus)
5.
Berbingkul
bingkul (bullatus), seperti berkerut tapi kerutannya lebih besar.
6.
Berambut (pilus)
a.
Berambut
(pilosus), rambut pendek dan tersebar (bulu halus dan jarang).
b.
Berambut
panjang (villosus), rambut panjang dan lunak.
c.
Berambut
beludru (velutinus), rabut pendek dan rapat.
d.
Berambut kasar
(hirsutus), jika rambut kaku, jika diraba terasa kasar.
e.
Berambut
bintang (stellato-pillosus), rambut bercabang.
f.
Berambut duri
(sedtotus), rambut amat kaku dan tegar.
g.
Berambut bulu
(plumosus), rambut seperti bulu yakni rambut yang masing masing berambut lagi.
h.
Berambut empuk
(pubescens), rambut pendek, lunak merapat pada permukaan.
i.
Berambut sutera
(sericeus), rambut tegak, rapat, lurus, lunak dan mengkilap.
j.
Berambut wol
(lonatus), panjang, keriting tidak teratur.
k.
Berambut
seperti vilt (tomentosus), jika rambut kacau yang tidak teratur namun padat
membentuk suatu lapisan padat.
l.
Berambut
seperti sikat dan merapat (strigosus), jika rambut kaku dan merapat ke
permukaan.
7.
Bersisik
(lepidus), terdapat pada sisi bawah daun durian.
j. Pelipatan Daun
Macam macam cara pelipatan daun:
1.
Conduplicate,
daun melipat di sepanjang ibu tulang daun.
2. Plicate, daun
melipat berulang ulang di sepanjang ibu tulang daun secara longitudinal dalam
bentuk zig zag.
3. Circinate, daun menggulung dari
ujung daun menuju dasar daun.
4. Convolute / supervolute, daun
menggulung dari salah satu pinggir daun, sehingga menutupi bagian yang lain.
5. Involute, kedua pinggir daun
menggulung sampai bagian tengahdaun pada permukaan atas.
6. Revulute, kedua pinggir daun
menggulung sampai bagian tengah pada permukaan bawah daun.
k. Sendi Daun (pulvinus)
Yaitu bagian tangkai daun atau tangakai anak daun yang
membengkak, baik pada monokotil dan dikotil. Berfungsi
sebagai engsel yang memungkinkan gerakan bolak balik antara bagian daun
tersebut. Engsel tersebut disebut sendi daun (pulvinus), yang bisa juga
ditemukan antara tangkai dan helaian daun dan helaian anak daun.
Selain pulvinus, ada pembengkakan pada
tangkai daun yang mirip dengan pulvinus, tetapi hanya bisa merubah
satu kali orientasi daun atau membentuk kaitan sebagai bantuan untuk memanjat,
sendi ini disebut pulvinoid.
Sendi absisi adalah bagian
daun yang lemah dimana daun atau anak daun atau sebagian tangkai daun atau
rakhis akhirnya akan patah. Biasanya sisa sendi absisi bisa dikenali dengan adanya cekungan yang
melingkar disekeliling tempat bekas daun. Sendi absisi seringkali membengkak,
menandai bagian yang akan patah atau berabsisi.
l. Daun Penumpu (stipula)
Merupakan lembaran serupa daun
kecil atau tonjolan yang akan tumbuh ketika kuncup masih kecil. Dapat segera
tanggal atau tetap tinggal lebih lama.
Macam macam stipula :
1.
Stipula liberae
(daun penumpu bebas), daun penumpu ini bebas terletak di kanan kiri pangkal
daun.
2.
Stipula adnate,
daun penumpu ini melekat pada kanan kiri pangkal tangkai daun.
3.
Stipula
axillaris / stipula interpetiolaris, daun penumpu berlekatan menjadi satu di
dalam ketiak daun.
4.
Stipula petiolo
opposita / stipula antidroma, daun penumpu berlekatan menjadi satu dan
berhadapan dengan tangkai daun. Biasanya agak lebar sehingga melingkari batang.
5.
Stipula
interpetiolaris, dua stipula yang berlekatan terletak diantara dua tangkai
daun. Biasanya terdapat pada daun yang duduk berhadapan pada satu buku.
m. Selaput Bumbung (ochrea)
Merupakan selaput tipis berbentuk
tabung yang menyelubungi atau mengelilingi pangkal suatu ruas batang. Sering
dianggap sebagai daun penumpu. Misalnya pada Ixora sp dan Morinda
citrifolia.
n. Lidah lidah (ligula)
Merupakan suatu selaput kecil yang
biasanya terdapat pada batas antara upih dengan helaian daun pada rumput
rumputan (Graminae). Fungsinya adalah untuk mencegah masuknya air ke dalam ketiak
daun, sehingga terhindar dari pembusukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar