Jumat, 03 Mei 2013

Makalah Psikologi Pendidikan - Makalah intelegensi dan kesulitan belajar


PENDAHULUAN
A.Latar belakang

              Dalam kehidupan  sehari-hari  kita bertemu  dengan  banyak  sekali orang-orang. Dari sekian banyak orang yang kita temui ada begitu banyak perbedaan antara mereka. Sebagian orang ada yang begitu mudah beradaptasi  dengan lingkungan  sekitarnya  dan sebagian  lagi tidak atau kurang begitu mampu dan selalu menyalahkan keadaan.Perbedaan itulah yang kita sebut dengan kecerdasan intelegensi.
              Intelegensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum individu dalam menyesuaikan  diri dengan lingkungannya.Dalam kemampuan  yang  umum  ini,  terdapat  kemampuan-kemampuan   yang amat  spesifik.  Kemampuan-kemampuan  yang  spesifik  ini  memberikan pada  individu  suatu  kondisi  yang  memungkinkan  tercapainya pengetahuan,  kecakapan,  atau  keterampilan  tertentu  setelah  melalui suatu latihan. Inilah yang disebut Bakat atau Aptitude. Karena suatu tes inteligensi tidak dirancang untuk menyingkap kemampuan-kemampuan khusus ini, maka bakat tidak dapat segera diketahui lewat tes intelegensi.

              Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan karena faktor intelegensi yang rendah, akan tetapi disebabkan oleh faktor-faktor non-intelegensi. Dengan demikian IQ yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar bisa dikarenakan metode mengajar yang tidak sesuai, penekanan kurikulum yang tidak cocok atau bahkan pembelajaran yang kompleks.
Karena itu dalam rangka memberikan bimbingan yang tepat kepada setiap anak didik, maka para pendidik perlu memahami masalah-masalah yang berhubungan dengan kesulitan belajar.
Disini penulis akan sedikit menjelaskan beberapa garis besar faktor penyebab kesulitan belajar sampai usaha mengatasi kesulitan belajar.


B.  Rumusan masalah
1.  Apa yang dimaksud dengan Intelegensi?
2.  Apa saja komponen kecerdasan intelegensi?
3.  Apa saja factor pendorong peningkatan kecerdasan intelegensi?
4.  Bagaiman cara meningkatkan kecerdasan intelegensi?
5. faktor kesulitan belajar

C. Tujuan pembahasan
1.  Mengetahui definisi intelegensi.
2.  Mengetahui kompnen-komponen kecerdasan intelegensi.
3.  Mengetahui ٛfaktor pendorong kecerdasan intelegensi.
4.  Mengetahui cara untuk meningkatkan kecerdasan intelegensi
5.mengetahui faktor-fakot yang mempengaruhi kesulitan belajar

D. Batasan masalah
Dalam  makalah  ini akan  dibahas  hal-hal  yang  berkaitan  dengan kecerdasan  intelegensi  seperti  definisi intlegensi,  komponen  kecerdasan intelgensi, ٛfaktor berkembangya kecerdasan intelegensi, dan cara meningkatkan kecerdasan intelegensi.








PEMBAHASAN
A. Pengertian Intelegensi
            Sebagian orang beranggapan bahwa intelegensi merupakan kemampuan  atau  kecerdasan  otak  seseorang.  Orang  yang  ketika  di bangku sekolah maupun kuliah mendapat nialai akademik tinggi dianggap unggul dalam hal intelegensi.Namun pada hakikatnya, intelegensi tidak terbatas   pada   kecerdasan   otak   saja   melainkan   juga   kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan.
             Menurut  David Wechsler , intelegensi  adalah  kemampuan  untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. secara garis besar dapat disimpulkan bahwa intelegensi  adalah  suatu  kemampuan  mental  yang  melibatkan  proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, intelegensi tidak dapat diamati secara  langsung,  melainkan  harus  disimpulkan  dari  berbagai  tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.

              Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa sesungguhnya yang dimaksud dengan intelegensi adalah kemampuan berpikir secara rasional. jadi, bukan tingginya nilai akademik yang menentukan keputusan bahwa seseorang  itu tinggi secara intelegensi  melainkan  kecakapan  seseorang dalam  melakukan  berbagai  hal  serta  kemampuannya  berpikir  secara rasional itulah yang sebetulnya menentukan.

B.  Faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi
       Ada beberapa factor yang mempengaruhi kualitas intelegensi seseorang.diantaranya:

1. Faktor bawaan atau keturunan
                Penelitian  membuktikan  bahwa  korelasi  nilai  tes  IQ  dari  satu keluarga sekitar 0,50. Sedangkan di antara 2 anak kembar, korelasi nilai tes IQnya sangat tinggi, sekitar 0,90. Bukti lainnya adalah pada anak yang diadopsi. IQ mereka berkorelasi sekitar 0,40 – 0,50 dengan ayah dan ibu yang sebenarnya, dan hanya 0,10 – 0,20 dengan ayah dan ibu angkatnya. Selanjutnya bukti pada anak kembar yang dibesarkan secara terpisah, IQ mereka tetap berkorelasi sangat tinggi, walaupun mungkin mereka tidak pernah saling kenal.

2. Faktor lingkungan
                Walaupun  ada  ciri-ciri  yang  pada  dasarnya  sudah  dibawa  sejak lahir,  ternyata  lingkungan  sanggup  menimbulkan  perubahan-perubahan yang berarti. Intelegensi tentunya tidak bisa terlepas dari otak. Perkembangan otak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Selain gizi,   rangsangan-rangsangan   yang   bersifat   kognitif   emosional   dari lingkungan juga memegang peranan yang amat penting.

3.  Faktor-Faktor dalam Intelegensi
     Dalam intelgensi akan ditemukan faktor-faktor tertentu yang para ahli sendiri belum terdapat pendapata yang sama seratus persen. Berikut ini beberapa pendapat para ahli mengenai faktor-faktor dalam intelegensi:

Thorndike dengan Teori Multi-Faktor
            Teori ini menyatakan bahwa intelegensi itu tersusun dari beberapa faktor yang terdiri dari elemen-elemen, tiap elemen terdiri dari atom-atom, dan tiap atom itu terdiri dari stimulus-respon. Jadi, suatu aktivitas adalah merupakan kumpulan dari atom-atom aktivitas yang berkombinasi satu dengan yang lainnya.
☺ Spearman
      Menurut Spearman intelegensi mengandung 2 macam faktor, yaitu
a) General ability atau general faktor (faktor G)
     Faktor ini terdapat pada semua individu, tetapi berbeda satu dengan yang lainnya. Faktor ini selalu didapati dalam semua “performance”.
b) Special ability atau special faktor (faktor S)
     Faktor ini merupakan faktor yang khusus mengenai bidang tertentu. Dengan demikian, maka jumlah faktor ini banyak, misalnya ada S1, S2, S3, dan sebagainya sehingga kalau pada seseorang faktor S dalambidang tertentu dominan, maka orang itu akan menonjol dalam bidang tersebut.
Menurut Spearman tiap-tiap “performance” adanya faktor G dan faktor S, atau dapat dirumuskan. P=G+S


☺ Burt
     Menurut Burt dalam intelegensi terdapat 3 faktor
a) Special ability atau special faktor (faktor S)
b) General ability atau general faktor (faktor G)
c) Common ability atau common faktor disebut juga group factor (faktor C)
     Faktor ini merupakan sesuatu kelompok kemampuan tertentu seperti kemampuan kelompok dalam bidang bahasa. Sehingga rumus “performance” menjadi P=G+S+C
☺ Thurstone
Thurnstone mempunyai pandangan tersendiri. Dia berpendapat bahwa dalam intelegensi terdapat faktor-faktor primer yang merupakan “group factor”, yaitu.
a) Spatial relation (S)
     Kemampuan untuk melihat gambar tiga dimensi
b) Perceptual speed (P)
     Kecepatan dan ketepatan dalam mempertimbangkan kesamaan dan perbedaan atau dalam merespon detil-detil visual.
c) Verbal comprehension (V)
     Kemampuan memahami bacaan, kosakata, analogi verbal, dan sebagainya.
d) Word fluency (W)
    Kecepatan dalam menghubug-hubngkan kata dengan berbagai rima dan intonasi.
e) Number facility (N)
    Kecepatan ketepatan dalam perhitungan
f) Associative memory (M)
    Kemampuan menggunakan memori untuk menghubungkan berbagi assosiasi.
g) Induction (I)
    Kemampuan untuk menarik suatu kesimpulan suatu prinsip atau tugas.
Menurutnya faktor-faktor tesebut berkombinasi sehingga menghasilkan tindakan atau perbuatan yang intelegen.






C. Kecerdasan-kecerdasan yang termasuk intelegensi
                 Dr. Howard Gardner mengusulkan dalam bukunya, Frames of Mind: The Theory of Multiple Intellegences (1983), bahwa kecerdasan memiliki tujuh komponen. Diantaranya:
          1.  Kecerdaasan linguistic-verbal
             a.  Pengertian kecerdasan linguistic-verbal
                       Kecerdasan ini mengacu pada kemampuan untuk menyusun pikiran yang jelas dan mampu menggunakan  kemampuan  ini secara kompeten melalui   kata-kata   untuk   mengungkapkan   pikiran-pikiran   ini   dalam berbicara, membaca, dan menulis. Mereka membawakan dirinya dengan
baik secara  verbal  dan kelihatannya  selalu  mengetahui  hal yang tepat untuk dikatakan.

           Kecerdasan ini sangat dihargai dalam dunia modern karena orang- orang cenderung untuk menilai orang lain dari cara bicara dan menulis. Kemampuan berbicara sering merupakan salah satu aspek paling penting yang digunakan ketika seorang sedang membentuk kesan pertama.

               b.  Pentingnya mengembangkan kecerdasan linguistik-verbal antara lain:
                   1.  Meningkatkan kemampuan membaca.
                   2.  Meningkatkan keterampilan menulis
                   3.  Membangun pembawaan diri dan keterampilan linguistic umum.
                   4.  Meningkatkan keterampilan mendengarkan

               c.  Kegiatan untuk meningkatkan kecerdasan verbal
                   1.  Memberi kesempatan bercakap-cakap
                   2.  Meningkatkan minat baca
                   3.  Memperdengarkan musik
                   4.  Bermain permainan kata
             2.  Kecerdasan matematis-logis
                 a.  Pengertian kecerdasan matematis
                      Kecerdasan matematis-logis  adalah kemampuan untuk menangani bilangan dan perhitungan, pola dan pemikiran logis dan ilmiah. Hubungan antara matematika dan logika adalah bahwa keduanya secara ketat mengikuti hukum dasar.
Seseorang  yang cerdas  secara matematis  sering  tertarik  dengan bilangan dan pola.Slain itu, orang yang terampil dalam matematika  cepat memahami konsep waktu, menjelaskan konsep-konsep secara logis atau menyimpulkan iformasi menggunakan matematika.

                 b.  Pentingnya kecerdasan berpikir
                    1.  Meningkatkan logika dan keterampilan berpikir
                    2.  Mengembangkan keteampilan memecahkan masalah
                    3.  Memperbaiki kemampuan untuk mengklasifikasikan dan mengelompokkan
                    4.  Meningkatkan daya ingat

                 c.  Kegiatan untuk meningkatkan kecerdasan matematis
                    1.  Mencari pola
                    2.  Melakukan    percobaan   dan   mengembangkan    pengertian mengenai sains
                    3.  Menggunakan computer
                    4.  Bermain logika dan permainan strategi


3.  Kecerdasan visual-spesial
                  a.  Pengertian kecerdasan visual-spesial
                       Kecerdasan  visual-spesial  adalah  kecerdasan  yang  dimiliki  oleh arsitek,  insinyur  mesin,  seniman,  fotografer,  pilot,  navigator,  pemahat, dan penemu. Orang yang memiliki kecerdasan ini berkemampuan melihat dengan  tepat  gambaran  visual  di  sekitar  mereka  dan  memperhatikan rincian kecil yang kebanyakan orang lain mungkin tidak memperhatikan.
                        Selain itu, orang-orang ini dapat menciptakan kembali semua aspek dari gambaran di sekitar mereka dalam mata pikir mereka. Apabila mereka menutup mata mereka, mereka dapat membayangkan dengan jelas pemandangan  di sekitar  mereka.  Kecerdasan  visual-spesial  tidak  hanya meliputi kemampuan untuk memahami informasi visual tetapi juga kemampuan intuk memproses informasi tersebut.
                        Akhirnya, seseorang yang cerdas dalam hal ini akan dapat menghasilkan informasi visual ini dengan menciptakan dan memodifikasi gambaran atau objek fisik yang ada.

                  b.  Pentingnya kecerdasan visual-spesial
                     1.  Meningkatkan kreatifitas.
                     2.  Meningkatkan daya ingat.
                     3.  Mengembangkan pemikiran tingkat tinggi dan keterampilan memecahkan mslh.
                     4.  Mencapai puncak kinerja.
                     5.  Membantu mengungkapkan perasaan dan emosi.
                 c.  Aktivitas untuk meningkatkan kecerdasan visual
                     1.  Belajar mengamati dan menaruh perhatian pada detail
                     2.  Mengembangkan mata dalam
                     3.  Mengeja secara visual
                     4.  Membangun, membuat patung dan keterampilan tangan lainnya

 4.  Kecerdasan ritmik-musikal
                  a.  Pengertian kecerdasan ritmik-musikal
                       Kecerdasan ritmik-musikal adalah kemampuan untuk menyimpan nada dalam benak seseorang, untuk mengingat irama itu dan secara emosional terpengaruh oleh musik.

                  b.  Pentingnya kecerdasan ritmik-musikal
                     1.  Meningkatkan kreatifitas dan imajinasi
                     2.  Meningkatkan kecerdasan
                     3.  Meningkatkan daya ingat
                     4.  Membantu mengajarkan kecerdasan lainnya
                     5.  Memiliki dampak terapi pada kehidupan
                  c.  Aktifitas untuk meningkatkan kecerdasan musical
                    1.  Memperdengarkan pilihan musik yang beragam
                    2.  Mendorong aktifitas dengan irama dan gerakan
                    3.  Memberi kesempatan untuk memainkan instrument musik
                    4.  Memberi kesempatan vokalisasi

 5.  Kecerdasan kinestetik
                   a.  Pengertian kecerdasan kinestetik
                         Kecerdadasan kinestetik adalah kecerdasan yang memungkinkan manusia untuk membangun  hubungan yang penting antara pikiran dan tubuh. Dengan demikian memungkinkan tubuh untuk memanipulasi obyek dan menciptakan gerakan.
                         Bagian dari perkembangan fisik kita mungkin karena pengaruh gen, sementara banyak juga yang berasal hasil pembinaan perkembangan fisik selama  tahun-tahun  masa  kecil.  Orang  tua  yang  memberikan  kepada anak-anak  mereka  pembinaan  yang  cukup  dalam  perkembangan  fisik dapat dikatakan telah meletakkan dasar yang kuat bagi kecerdasan tubuh yang baik. Anak-anak yang demikian akan tumbuh dengan kamampuan melakukan aktifitas fisik sesuai potensi terbaik mereka dan mereka akan menjadi lebih yakin akan kemampuan fisik mereka.
                         Kecerdasan fisik adalah kemampuan menggunakan dengan baik pikiran dan tubuh secara serempak untuk mencapai segala segala tujuan yang diinginkan.  Ini serupa  dengan keterampilan  yang pada umumnya dirujuk  sebagai  keterampilan  psikomotor,  yang  menggabungkan interprestasi mental dengan tanggapan fisik.

                   b.  Pentingnya kecerdasan kinestetik
                      1.  Meningkatkan kemampuan psikomotor
                      2.  Meningkakan keterampilan social
                      3.  Membangun rasa percaya diri dan harga diri
                      4.  Meletakkan fondasi bagi gaya hidup
                      5.  Meningkatakn kesehatan

                  c.  Kegiatan yang meningkatkan kecerdasan kinestetik
                      1.  Menyediakan kesempatan untuk aktifitas fisik di dalam rumah.
                      2.  Menyediakan kesempatan untuk aktifitas fisik di luar
                      3.  Mengikuti kursus
                      4.  Mengembangakan keberanian di air


 6.  Kecerdasan interpersonal
                  a.  Pengertian kecerdasan interpersonal
                       Kecerdasan  interpersonal adalah kemampuan untuk berhubungan dengan orang-orang  di sekitar  kita. Kecerdasan ini adalah kemampuan untuk memahami dan memperkirakan  perasaan,temperamen,suasana hati,maksud dan keinginan orang lain dan menanggapinya secara layak. Kecerdasan inilah yang memungkinkan kita untuk membangun kedekatan,pengaruh,pimpinan dan membangun hubungan dengan masyarakat. Kecerdasan  interpersonal bukan sesuatu yang dilahirkan  tetapi sesuatu yang  harus  dikembangkan melalui  pembinaan dan  pengajaran  sama seperti kecerdasan lainnya.

                 b.  Pentingnya kecerdasan interpersonal
1.  Untuk  menjadi  orang  dewasa  yang  sadar  secara  social  dan mudah menyesuaikan diri.
2.  Menjadi berhasil dalam pekerjaan
3.  Demi kesejahteraan emosional dan fisik.
                 c.  Aktifitas yang meningkatkankecerdasan interpersonal
                    1.  Memahami perasaan orang lain.
                    2.  Berteman
                    3.  Bekerja dengan teman-teman
                    4.  Belajar mempercayai
                    5.  Mengungkapkan kasih sayang
                    6.  Belajar menyelesaikan konflik
                    7.  Kecerdasan intrapersonal
                        a.  Pengertian kecerdasan intrapersonal
                             Kecerdasan intrapersonal adalah kecerdasan mengenai diri sendiri. Kecerdasan ini adalah kemampuan untuk memahami diri sendiri dan bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri. Orang-orang yang berkecerdasan intrapersonal tinggi cenderung menjadi pemikir yang tercermin pada apa yang mereka lakukan dan terus-menerus  membuat penilaian diri. Mereka selalu bersentuhan dengan pemikiran, gagasan, dan impian  mereka  dan  mereka  jega  memiliki  kemampuan  untuk mengarahkan emosi mereka sendiri sedemikian rupa untuk memperkaya dan membimbing kehidupan mereka sendiri.

                        b.  Pentingnya kecerdasan intrapersonal
1.  Mengembangkan pemahaman yang  kuat  mengenai diri  yang membimbingnya kepada kestabilan emosional
2.  Mengendalikan dan mengarahkan emosi
3.  Mengatur dan memotivasi diri
4.  Bertanggung jawab atas kehidupan diri sendiri
5.  Mengembangkan  harga dri yang tinggi yang merupakan dasar bagi keberhasilan

                        c.  Kegiatan yang meningkatkan kecerdasan intrapersonal
1.  Ajarkan mengenai keunikan dirinya
2.  Menjalin hubungan dan merenung
3.  Membangun harga diri
4.  Memahami dan mengarahkan emosi
5.  Menetapkan dan mencapai tujua
D. Kesulitan Belajar
 1.  Pengertian Kesulitan Belajar
                         Anak yang mengalami kesulitan belajar adalah anak yang memiliki ganguan satu atau lebih dari proses dasar yang mencakup pemahaman penggunaan bahasa lisan atau tulisan, gangguan tersebut mungkin menampakkan diri dalam bentuk kemampuan yang tidak sempurna dalam mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja atau menghitung.
Batasan tersebut meliputi kondisi-kondisi seperti gangguan perceptual, luka pada otak, diseleksia dan afasia perkembangan. Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kita dihadapkan dengan sejumlah karakterisktik siswa yang beraneka ragam. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya dengan lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit pula siswa yang justru dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan.

                        Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya.
Kesulitan belajar siswa mencakup pengertian yang luas, diantaranya:
a.learning disorder.
b. learning disfunction.
c.underachiever.
d.slow learner.
e.learning diasbilities.

     Di bawah ini akan dijelaskan dari masing-masing pengertian tersebut.
1. Learning Disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya respons-respons yang bertentangan, sehingga hasil belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi yang dimilikinya. Contoh : siswa yang sudah terbiasa dengan olah raga keras seperti karate, tinju dan sejenisnya, mungkin akan mengalami kesulitan dalam belajar menari yang menuntut gerakan lemah-gemulai.
2. Learning Disfunction merupakan gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat dria, atau gangguan psikologis lainnya. Contoh : siswa yang memiliki postur tubuh yang tinggi atletis dan sangat cocok menjadi atlet bola volley, namun karena tidak pernah dilatih bermain bola volley, maka dia tidak dapat menguasai permainan volley dengan baik.
3. Under Achiever mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. Contoh : siswa yang telah dites kecerdasannya dan menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong sangat unggul (IQ = 130 – 140), namun prestasi belajarnya biasa-biasa saja atau malah sangat rendah.
4. Slow Learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
5. Learning Disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya.
Dari sedikit penjelasan diatas, dirasakan bahwa orangtua perlu mengetahui bentuk kesulitan belajar yang dialami oleh putra/puteri mereka agar lebih mengerti bentuk kesulitan yang putera/puteri mereka hadapi. Banyak orangtua yang juga bertanya dan bingung tentang pendidikan dan prestasi belajar anak, baik di sekolah maupun dirumah.
Bahkan belajar menjadi 4 golongan masalah yang biasanya terjadi pada anak kita. Pada dasarnya seorang anak memiliki 4 masalah besar yang tampak jelas di mata orang tuanya dalam kehidupannya yaitu:
1. Out of Law / Tidak taat aturan (seperti misalnya, susah belajar, susah menjalankan perintah, dsb)
2. Bad Habit / Kebiasaan jelek (misalnya, suka jajan, suka merengek, suka ngambek, dsb.)
3. Maladjustment / Penyimpangan perilaku
4. Pause Playing Delay / Masa bermain yang tertunda
                  Perlu diketahui juga, awalnya banyak pendapat yang menyatakan keberhasilan anak dan pendidikan anak sangat tergantung pada IQ (intelligence quotient). Namun memasuki dekade 90-an pendapat itu mulai berubah. Daniel Goleman mengungkapkan bahwa keberhasilan anak sangat tergantung pada kecerdasan emosional (emotional intelligence) yang dimiliki. Jadi IQ bukanlah satu satunya yang mempengaruhi keberhasilan anak, masih ada emotional intelligence yang juga perlu diperhatikan.
                   Ini adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasaan serta mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan emosional tersebut seseorang dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasaan, dan mengatur suasana hati.
B.
 Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar
     Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar dapat digolongkan kedalam dua golongan, yaitu:
            1. Faktor intern
Faktor intern adalah faktor yang ada di dalam individu yang sedang belajar. Faktor intern dibagi menjadi tiga faktor, yaitu :
• Jasmani, yang terdiri dari faktor kesehatan dan cacat tubuh
• Psikologis, yang terdiri dari faktor inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.
• Kelelahan yang terdiri dari faktor kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.

              2. Faktor ekstern
     Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor ekstern dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu :
• Keluarga, yang meliputi cara orang mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.
• Sekolah, yang meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
• Masyarakat, yang meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

C.  Usaha Mengatasi Kesulitan Belajar
       Secara garis besar, langkah-langkah yang perlu dalam rangka mengatasi kesulitan belajar, dapat dilakukan melalui enam tahap yaitu :
1. Pengumpulan data
Untuk menemukan sumber penyebab kesulitan belajar, diperlukan banyak informasi sehingga perlu diadakan suatu pengamatan langsung yang disebut pengumpulan data.
2. Pengolahan data
Data yang telah terkumpul dari kegiatan tahap pertama tersebut, tidak ada artinya jika tidak diadakan pengolahan secara cermat. Semua data harus diolah dan dikaji untuk mengetahui secara pasti sebab-sebab kesulitan belajar yang dialami oleh anak.
3. Diagnosis, merupakan keputusan mengenai hasil dari pengolahan data.
4. Prognosis, merupakan aktivitas penyusunan rencana/program yang diharapkan dapt membantu mengatasi masalah kesulitan belajar anak didik.
5. Perlakuan, yang merupakan pemberian bantuan kepada anak yang bersangkutan (yang mengalami kesulitan belajar) sesuai dengan program yang telah disusun pada tahap prognosis tersebut.
6. Evaluasi, dimaksudkan untuk mengetahui apakah perlakuan yang
telah diberikan berhasil dengan baik, artinya ada kemampuan atau bahkan gagal sama sekali. (Ahmadi dan Widodo, 2000: 96)

























PENUTUP KESIMPULAN

              Intelegensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum individu  dalam  menyesuaikan  diri  dengan  lingkungannya  yaitu kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Inteligensi tidak dapat diamati secara  langsung,  melainkan  harus  disimpulkan  dari  berbagai  tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional.

               Intelegensi juga mempunyai faktor yang mempengaruhi perkembangannya yaitu faktor bawaan dan faktor lingkungan. Selain itu, ada   juga   kegiatan-kegiatan   khusus   yang   dapat   mengembangkan intelagensi.  Sedangkan  macam-macam  kecerdasan  yang  termasuk  ke dalam kecerdasan intelegensi adalah:

1.  Kecerdaasan linguistic-verbal
2.  Kecerdasan matematis-logis
3.  Kecerdasan visual-spesial
4.  Kecerdasan ritmik-musikal
5.  Kecerdaasn kinestetik
6.  Kecerdasan interpersonal
7.  Kecerdasan intrapersonal
Dari berbagai penjelasan diatas, tentu banyak sekali tugas sebagai orang tua/pendidik dalam mendidik anak, baik mulai dari masa kecil mereka maupun hingga besar nantinya. Semua adalah tanggung jawab yang mulia, sebagaimana anak adalah karunia dan titipan Tuhan kepada para orang tua/pendidik. Maka dari itu, pendidiklah yang harus merawat dan memperhatikan perkembangan mereka, dan akhirnya pendidik pula yang akan tersenyum bahagia melihat perkembangan mereka. Marilah kita memulai belajar mengenali dan mendidik anak mulai dari sekarang.
                                                       











DAFTAR PUSTAKA

Admin. Intelegensi dan IQ. 20 Maret, 2010
Lwin,   May   dkk.   How  to  Multiply  Your  Child’s  Intelegence Cara
Abu Ahmadi, Drs. Psiliologi Umum. Surabaya: Bina Ilmu,1983
Abu Ahmadi, Widodo Suriyono. Psiliologi Belajar. Jakarta: Rinka Cipta, 2004. Cet 2

Mengembangkan  Berbagai Komponen Kecerdasan. PT.  Indeks.
2004

Tidak ada komentar:

Posting Komentar